SELAMAT DATANG !

W E L C O M E !

Here I just want to share my opinion, knowledge and insight about everything I know..


Thursday 12 April 2012

Antara GPRS, GSM atau CDMA? 1G, 2G, 3G atau 4G?


Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Apalagi kalau kita bicara soal internet, luar biasa kencang perkembangannya. Akses internet sekarang jauh lebih mudah, murah dan cepat. Saat ini, apabila kita hendak mengakses internet, cukup gunakan handphone kita. Kita bisa mengakses internet dari telepon genggam kita dengan menggunakan fasilitas GPRS yang disediakan oleh penyedia atau provider jaringan telekomunikasi (atau istilah yang lebih sederhananya adalah Operator Seluler) yang kita gunakan. Tapi tahukah anda apa itu GPRS? Lalu saat ini beberapa ponsel sudah menggunakan layanan data berbasis 3G, ada yang 3.5G, apa pula itu? Lantas biasanya ketika kita mengakses internet dari ponsel terdapat tanda koneksi (biasanya di sekitar indikator sinyal) yang terkadang menunjukkan tanda 3G atau di beberapa saat yang lain muncul tanda panah bolak-balik. Apa itu maknanya? Mari kita bahas satu per satu.

Perkembangan teknologi akses internet dan layanan data dari ponsel tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi ponsel itu sendiri. Perkembangan telepon seluler dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

Teknologi 1G 

Teknologi 1G adalah teknologi awal yang digunakan dalam telepon seluler. Teknologi ini menggunakan sinyal analog. Apa itu sinyal analog? Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:



     Dari gambar di atas, sinyal analog digambarkan sebagai kurva halus sementara sinyal digital digambarkan sebagai kurva yang naik-turun dengan tajam. Sebenarnya, makna dari dua kurva tersebut ialah apabila menggunakan sinyal digital, suara yang dapat kita dengar hanya 2 pilihannya, yaitu bagus sama sekali (dicapai saat kurva ada di titik puncak) atau tidak terdengar sama sekali (tercapai ketika berada di titik terbawah kurva). Berbeda dengan sinyal analog yang geraknya cenderung halus. Artinya, kita tidak hanya dapat mendengar suara yang jelas sekali atau tidak terdengar sama sekali, tapi juga peralihan di tengah-tengah itu. Jadi, suara yang dapat kita dengar dimulai dari suara yang sangat jernih (puncak kurva) kemudian mulai agak sedikit terganggu, kemudian semakin tidak terdengar jelas, sampai akhirnya tidak terdengar sama sekali.
     Generasi pertama ini menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang menggunakan teknologi sinyal analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 seiring penemuan mikroprosesor untuk komunikasi nirkabel. Tapi, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara.




Teknologi 2G­­-2.75G


2G – Digital signal, SMS and early mobile internet


Generasi kedua mobile telephone dimulai dengan penemuan salah satu standar seluler yang paling populer yaitu GSM pada tahun 1991. Perubahan besar yang dibawa pada generasi kedua ini adalah peningkatan dari sinyal analog ke sinyal digital. Dibawah ini adalah beberapa keuntungan sinyal digital daripada analog

  • Kapasitas : Sinyal digital mempunyai tingkat kompresi yang jauh lebih baik dari sinyal analog, oleh karena itu dengan bandwith yang sama jumlah panggilan telepon yang bisa dilakukan jauh lebih banyak.
  • Hemat Energi: Telepon seluler digital didesain untuk memancarkan sinyal radio yang lebih kecil untuk mengurangi resiko kesehatan. Sinyal radio yang lebih kecil berarti lebih sedikit energi yang dibutuhkan handset (sekaligus memperkecil ukuran handset). Ini juga mempengaruhi konsumsi energi di ekosistem telco secara keseluruhan, termasuk perangkat pemancar radio yang tentunya membutuhkan lebih sedikit energi untuk beroperasi.
  • Enkripsi : Karena memungkinkan terjadinya proses enkripsi, otomatis sinyal digital lebih aman terhadap penyadapan. Pada generasi sebelumnya tidak terdapat mekanisme proteksi apapun untuk mengatasi penyadapan.
  • Data Service : Penggunaan sinyal digital juga membuka kemungkinan baru dalam layanan telekomunikasi selain panggilan suara, yaitu data service (layanan data). Diawali dengan sms dan selanjutnya adalah early stage dari  mobile internet menggunakan GPRS & EDGE.


Terdapat dua kali evolusi teknologi (2.5G & 2.75G) terjadi di generasi kedua ini yaitu kemunculan GPRS dan EDGE, keduanya memperbaiki kualitas transmisi data yang juga membuat layanan mobile internet lebih cepat dari sebelumnya.

2.5 G – General Packet Radio Services (GPRS)

GPRS merupakan standar teknologi baru yang memungkinkan jaringan 2G untuk menyediakan layanan mobile internet. Berikut adalah beberapa layanan yang bisa dipalikasikan menggunakan jaringan GPRS :
  • Multimedia Message Service (MMS).
  • Push to talk
  • Wireless Application Protocol (WAP)
  • Browsing HTTP ringan

Layanan diatas dimungkinkan terjadi didalam jaringan telco karena GPRS mendukung penggunaan protokol TCP/IP (this is why your computer can connect to the internet ). Handset / handphone yang mendukung GPRS sendiri bisa dibagi menjadi 3 kelas
  • GPRS Class A : Device bisa terkoneksi dengan layanan data (TCP/IP,WAP, browsing) dan layanan telco (GSM, telepon, SMS) secra bersamaan.
  • GPRS Class B : Device terkoneksi dengan kedua layanan tersebut tetapi tidak secara bersamaan. Ketika data service digunakan, telco service secara otomatis akan dimatikan, begitu juga sebaliknya.
  • GPRS Class C : Sama dengan class B, tetapi perpindahan antara data service dan telco harus dilakukan secara manual.

Saat ini hampir semua pensel GPRS sudah menggunakan teknologi GPRS class A.

2.75 G -Enhanced Data Rates For GSM Evolution (EDGE)

EDGE merupakan kelanjutan evolusi dari GPRS. Dengan EDGE, bandwidth mobile internet untuk downstream ditingkatkan hingga mencapai 1MBPS. EDGE sendiri merupakan bolt-on enhancement dari GPRS yang berarti untuk mengupgrade perangkat GPRS menjadi EDGE, operator hanya perlu menambahkan semacam add-on terhadap perangkat yang sudah ada. Karena peningkatan mobile internet bandwidth yang dibawa, EDGE bisa disebut juga pre-3G.

Teknologi 3G-3.75G

TEKNOLOGI   3 G

Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan WCDMA (Wideband - Coded Division Multiple Access). Kelebihan terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384kbps di luar ruangan dan 2Mbps untuk aplikasi dalam ruangan. 
Salah satu contoh layanan yang paling terkenal dalam 3G adalah video call dimana gambar dari teman kita bicara dapat dilihat dari handphone 3G kita. Layanan lain adalah , video conference, video streaming, baik untuk Live TV maupun video portal, Video Mail, PC to Mobile, serta Internet Browsing.

TEKNOLOGI   3,5 G

Teknologi 3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari teknologi 3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari teknologi 3G (>2 Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti akses internet dan video sharing.

High Speed Downlink Packet Access (HSDPA)

HSDPA merupakan Evolusi WCDMA dari Ericsson. HSDPA merupakan protokol tambahan pada sistem WCDMA (wideband CDMA) yang mampu mentransmisikan data berkecepatan tinggi.

Wireless Broadband (WiBro)

WinBro dikembangkan Samsung bersama dengan Electronics and Technology Research Institute (ETRI) dan telah mendapat sertifikat dari Wimax Forum.  WiBro merupakan bagian dari kebijakan bidang teknologi informasi Korea Selatan yang dikenal dengan kebijakan 839. WinBro mampu men-deliver data dengan kecepatan hingga 50 Mbps.

Teknologi 3.75G (HSUPA )

HSUPA merupakan protokol untuk akses data ponsel jaringan yang dianggap 3.75G atau kadang-kadang 4G. Salah satu dari awal deployment di austria dimana T-Mobile berencana untuk memperkenalkan teknologi di tahun 2007/2008.
Ubinetics, sebuah perusahaan yang khusus US WCDMA dan HSDPA terminal pengukuran dan pengujian teknologi, telah menambahkan dukungan untuk HSUPA nya dianggap sangat baik dalam uji produk T-Mobile.
HSUPA juga menggunakan uplink Enhanced Dedicate Channel (E-DCH) yang akan menjalankan Link adaptasi yang mirip dengan metode yang digunakan oleh HSDPA.

Manfaat dan Pengembangan

HSDPA dengan kemampuannya menggeber transfer data hingga angka megabyte per detik, tentu banyak yang bisa dimanfaatkan dari teknologi ini. Kemampuan akses utama HSDPA mencakup voice path (video telephony) dan packet data path seperti TV broadcasting. HSDPA memanfaatkan keunggulan coverage 3G yang luas, dan aplikasi bisa dinikmati dalam kondisi kendaraan berkecepatan tinggi. Dengan bandwidth besar, HSDPA secara umum pas digunakan oleh pelanggan korporat yang membutuhkan akses data berkecepatan tinggi dengan unsur keamanan yang terjamin. Untuk konsumen umum, menikmati fasilitas video streaming dan gaming dipastikan lebih baik kualitasnya. Esensi dari layanan IP based adalah akses browsing internet yang pasti memuaskan.
Sampai saat ini, HSDPA sudah digunakan di 39 negara oleh 64 operator termasuk di Indonesia. Ke depan HSDPA pun masih sanggup dikembangkan menjadi HSUPA (high speed uplink packet access).

Teknologi 4G



4G yang digadang gadang 500 kali lebih cepat daripada CDMA2000 dapat memberikan kecepatan hingga 1Gbps jika anda di rumah atau 100Mbps ketika anda bepergian. Bayangkan dengan kecepatan super itu anda dapat dengan mudah mendowload film dengan kualitas HD. Dan dalam waktu yang singkat tentu saja. Untuk mendownload film berkapasitas 6GB saja hanya diperlukan waktu 6 Menit. Luar biasa .. mari kita tunggu kedatangan teknologi yang super cepat ini. selain itu ini adalah salahsatu solusi yang paling efektif untuk jaringan internet dipedasaan karena lebih baik menanam 1 menara 4G untuk ber mil-mil jauhnya, daripada dengan menyelimuti sawah-sawah dengan kabel fiber optik.

4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah "3G and beyond".

Teknologi 4G adalah istilah serapan dari bahasa Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan untuk menjelaskan pengembangan teknologi telepon seluler.

Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh.

Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP).



Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.

Teknologi 4G di Indonesia

Secara sederhana, dapat diartikan bahwa teknologi 1G adalah telepon analog / PSTN yang menggunakan seluler. Sementara teknologi 2G, 2.5G, dan 3G merupakan ISDN. Indonesia pada saat ini sebenarnya baru saja memasuki dan memulai tahap 3.5G atau yang biasa disebut sebagai HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang mampu memberikan kecepatan akses hingga 3.6 Mb/s (termasuk koneksi pita lebar (broadband connection)). Berkaitan dengan teknologi 4G, SIP adalah protokol inti dalam internet telephony[1] yang merupakan evolusi terkini dari Voice over Internet Protocol maupun Telephony over Internet Protocol.

Teknologi tersebut banyak di perdebatkan oleh operator, pemerintah dan DPR belakangan ini. Tidak lama lagi internet telephony akan menjadi tulang punggung utama infrastruktur telekomunikasi. Teknologi internet telephony memungkinkan pembangun infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama sekali.

Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk berkomunikasi via internet-telepon. Infrastruktr internet telephony memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum.

Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Internet Network (IN) yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan diakses gratis dari internet.

WiMAX, Teknologi 4G Pertama di Indonesia

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan teknologi 4G Pertama yang diimplementasikan di Indonesia pada bulan Juni 2010 oleh operator Firstmedia dengan merek dagang Sitra WiMAX. Teknologi 4G WiMAX terdiri atas tiga bagian generasi,
  • WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps.
  • WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
  • WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 1Gbps.

Operator 4G Pertama di Indonesia




Sitra WiMAX merupakan operator 4G pertama yang meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di Indonesia. Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT. Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera Utara, dan Propinsi NAD.

* * * * *


Mengenal Berbagai Macam Teknologi 4 G


Jaringan akses generasi ke-3 (3G) seperti WCDMA dan cdma2000 memiliki struktur jaringan yang kompleks dan perlu melibatkan banyak protokol untuk meng-cover seluruh sistemnya. Oleh sebab itu, jaringan akses generasi ke-4 (4G) diharapkan memiliki struktur yang lebih sederhana yang seluruhnya berbasis pada internet protocol (all-IP). Dengan berbasis pada IP, seluruh lalu lintas paket dalam jaringan akses dan jaringan backbone adalah seragam, tanpa perlu mengkonversikan satu protokol ke protokol lainnya.

Sebagian besar jaringan 3G pada dasarnya dibangun di atas jaringan selular circuit-switched, dimana mereka memiliki gerbang (gateways) sendiri untuk menterjemahkan paket-paket IP dari jaringan backbone. Jaringan 3G juga mempunyai protokol dan interface sendiri-sendiri dalam berkomunikasi sesamanya. Ini menjadi masalah tersendiri dalam hal interoperability. Oleh sebab itu, untuk mengatasi berbagai masalah ini, jaringan 4G dirancang sebagai sebuah jaringan all-IP yang berbasis packet switched seperti halnya jaringan backbone berbasis IP seperti intranet (LAN, WLAN) dan internet.

Dalam rancangan pengembangannya, jaringan 4G mempunyai 2 visi yang berbeda. Pertama adalah jaringan 4G yang Revolusioner (4G-R), dimana dikembangkan sebuah sistem yang inovatif. Yang kedua adalah yang bervisi Evolusioner (4G-E), dimana jaringan 4G disini mempunyai kemampuan interworking dengan sistem-sistem jaringan yang telah ada. Model interworking akan mengintegrasikan jaringan-jaringan selular, jaringan nirkabel metropolitan (wireless metropolitan area networks - WMANs), jaringan nirkabel lokal (local wireless local area networks -WLANs), dan jaringan nirkable personal (wireless personal area networks - WPANs). Model interworking ini meng-cover skenario jaringan masa depan yang terintegrasi dimana setiap orang dapat mengakses jaringan kapan saja (anytime), dari mana saja (anywhere), dan dengan cara apa saja (anyway).


4G-R

WLAN IEEE 802.11 adalah sistem yang telah mencapai throughput sampai dengan 54Mbps akan tetapi masih terbatas pada area layanan yang hanya mencapai beberapa ratus meter saja (200 – 300 meter). Dilain pihak, jaringan selular saat ini (seperti cdma2000 1x EV-DO) dapat mengcover layanan sejauh beberapa kilometer, akan tetapi throughput sel nya hanya mencapai 2Mbps. Berdasarkan hal ini, adalah sangat esensial untuk mengembangkan sistem yang inovatif yang memiliki throughput yang tinggi dan jangkauan layanan yang lebar.

Sistem baru 4G yang inovatif ini menggunakan teknik-teknik yang berbeda dari pendahulunya, seperti penggunaan orthogonal frequency division multiplexing/multiple access (OFDM/OFDMA) dan antenna dengan sistem multiple input multiple output (MIMO). Untuk mendukung berbagai kondisi, seperti mobilitas pengguna, baik yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang berkecepatan rendah (nomadic), jenis trafik (data atau suara), atau batasan cakupan (cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah teknik-teknik yang mengombinasikan beberapa akses jamak (hybrid multiple access).

Kandidat teknologi 4G-R yang paling kuat adalah teknologi jaringan yang berbasis pada standard IEEE 802.16 dan ETSI/HIPERMAN, yang dikenal dengan jaringan WiMAX. Standar jaringan ini terus dikembangkan, dari yang paling awal 802.16 yang hanya mendukung topologi akses point-to-multipoint line of sight (PMP - LOS), 802.16d yang mendukung topologi mesh non line of sight (mesh-NLOS), 802.16e yang mendukung mobilitas, hingga yang terakhir yang masih berjalan, 802.16j yang mendukung relay bergerak multi hop (multihop mobile relay-MMR) dan 802.16m advance air interface yang memungkinkan rate data 100Mb/s untuk aplikasi bergerak (mobile application) dan 1Gb/s untuk aplikasi tetap (fixed application) sesuai dengan persyaratan IMT-Advanced. Pengembangan jaringan 4G inovatif ini, terutama dalam lapisan Medium Acces Control (MAC layer – L2) dan lapisan fisik (PHY layer – L1).

4G-E 

Berbeda dengan teknologi 4G-R, teknologi yang di usung oleh 4G-E merupakan pengembangan teknologi berbasis 3G – Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) yang telah diimplementasikan oleh the Third Generation Partnership Project (3GPP) dan dikenal dengan nama 3GPP Long Term Evolution (LTE). LTE diperkenalkan sebagai standard 3GPP Release 8. Pada awal pengembangannya, LTE dinyatakan sebagai bentuk peningkatan teknologi 3G atau pre-4G karena hanya merupakan pengembangan dari UMTS. Selain itu dengan spesifikasi peak rates 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink, LTE jelas tidak memenuhi kriteria teknologi 4G yang ditetapkan ITU-IMT Advanced.

Menyikapi hal tersebut, dalam workshop yang diadakan di China bulan April 2008, 3GPP/3GPP2 berkomitmen untuk meningkatkan spesifikasi LTE untuk memenuhi kriteria 4G. Peningkatan spesifikasi ini dikenal dengan LTE-Advanced (LTE-A). Selain memenuhi peak rates 1 Gbps, peningkatan spesifikasi juga dilakukan pada elemen Radio Access Network (RAN) dan Radio Access Control (RAC) untuk meningkatkan performance jaringan. Standard resmi LTE-A ditetapkan dalam 3GPP Release 10, dan diharapkan akan diluncurkan pada kuartal ketiga 2010.

Sementara standard air interface untuk teknologi 4G-R masih terus dalam pengembangan, demikian juga halnya untuk standard compliances dan conformances melalui WiMAX forum. Dilain pihak peluang 4G-E sangat terbuka untuk dipasarkan, terutama oleh operator incumbent, melalui pre-4G LTE atau paling tidak dengan mengimplementasikan standard 3GPP Release 5 dan Release 6 yang dikenal dengan nama IP Multimedia Subystem (IMS).

IMS

Standard IP-Media Subsystem (IMS) dapat menjembatani sekaligus mengkonvergensikan berbagai teknologi jaringan, sehingga operator incumbent dengan teknologi GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G, maupun tradisional PSTN dapat untuk bermigrasi dan memberikan layanan 4G dengan interoperability antar sistem yang terjamin. Arsitektur umum IMS dapat dilihat pada gambar berikut :



Arsitektur IMS dengan Interoperability Antar Sistem (sumber : TEKELEC)

IP Multimedia Subsystem (IMS) adalah sebuah framework baru di bidang telekomunikasi. Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan bergerak, untuk mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS diperkenalkan pertama kali oleh 3GPP melalui dua fase pengembangan (release 5 dan release 6) untuk jaringan UMTS. Dilain pihak sebuah framework IP multimedia lain juga diluncurkan oleh 3GPP2 sebagai the Multi Media Domain (MMD) untuk jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya framework ini diharmonisasikan (bukan digabungkan lho) dengan IMS, menjadi apa yang berlaku saat ini. Standard IP Multimedia Subsystem (IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar jaringan yang mendukung Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia lainnya. Selanjutnya standard IMS dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya oleh badan standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN.

Dari sini dapat kita lihat, bagaimana 2 badan standard telekomunikasi yang paling berpengaruh di dunia saling berkompetisi untuk pengembangan teknologi 4G. IEEE pada 4G-R di satu pihak dan ETSI pada 4G-E di pihak lainnya.

Dari sisi pengguna, IMS memungkinkan layanan komunikasi person-to-person dan person-to-content dengan berbagai mode komunikasi, meliputi suara, teks, gambar dan video, atau kombinasinya, dengan cara yang sangat personal dan terkontrol.

Dari sisi operator, IMS memberikan satu kemajuan penting pada konsep arsitektur layering dengan mendefinisikan sebuah arsitektur horizontal, dimana service enablers dan common functions dapat di gunakan ulang untuk berbagai aplikasi. Ini sebuah terobosan yang luar biasa pada konsep layering untuk komunikasi data. Arsitektur horizontal dalam IMS juga menspesifikasikan interoperability dan kemampuan roaming, selain itu juga menyediakan bearer control, pentarifan (charging) dan keamanan (security). Dan yang paling utama, ia dapat diintegrasikan dengan jaringan suara dan data eksisting dengan mengadopsi berbagai keuntungan dari domain IT.

Dengan kemampuan yang ditawarkannya, IMS menjadi jembatan untuk konvergensi jaringan bergerak dan jaringan tak bergerak (fixed-mobile convergence – FMC). Dengan alasan inilah IMS dapat menjadi solusi bagi operator jaringan bergerak maupun tak bergerak untuk mengembangkan bisnis multimedianya dan menyajikan layanan bernilai tambah (value added services – VAS). Integrasi dari berbagai media yang berbeda membuka peluang untuk menyediakan layanan komunikasi yang lebih kaya dari pada layanan yang telah tersedia saat ini.

Meskipun mereduksi penggunaan jaringan circuit switched bukanlah tujuan IMS, dengan mungkinnya layanan suara lewat packet switched, banyak fihak yang meramalkan bahwa tereduksinya layanan circuit switched tinggal menunggu waktu saja. Akan tetapi dengan kemampuan interworking dengan jaringan circuit switched PSTN dan PLMN, setidaknya ini memperpanjang umur jaringan circuit switched. Wink

Dengan perangkat-perangkat yang sepenuhnya berbasis software, menjadikan peluang besar sekaligus tantangan bagi kita untuk mengembangkan IMS sebagai salah satu produk telekomunikasi nasional.

Sumber:

2 comments:

  1. WOW Nice bro
    akhirnya gw tau juga sebenarnya kecepatan Internet di Indonesia ga lambat lambat juga
    tapi juga ga terlalu kencang :3

    ReplyDelete
  2. Nice looking bro and thanks for share!
    http://telekontho.com

    ReplyDelete